TENTANG CINTA DAN PERJUANGAN
“KOSONG”
Jatuh cinta sama hal nya dengan berjuang. Aku percaya MAN JADDA
WAJADA itu kata terajaib yang pernah aku dengar. Bicara tentang cinta memang
seakan aku mengerti segalanya,padahal tidak. Yang kutahu cinta itu rumit, cinta
itu unik dan cinta itu berbahaya. Aku lebih suka membahas perjuangan daripada
membahas sebuah percintaan. Berjuang itu menyenangkan. Bermimpi
untuk mendapatkan sesuatu itu sesuatu yang menantang. Jiwaku tak terasa kosong,
hari-hariku pun tak terbuang sia-sia. Keringat yang menetes pun tiap tetesnya
mengandung banyak makna. Hidupku adalah perjuanganku. Inilah aku, bertubuh
mungil dengan semangat yang berkobar melebihi dunia J.
Nyanyian ayam membangunkanku. Bersamaan dengan kumandang adzan
sebagai alarm abadiku. Seakan kaki ini membawaku berjalan dengan sendirinya,
menuntun tubuhku yang tak mau lepas dari rangkaian – rangkaian mimpi. Memaksaku
menyambut dunia, memulai kehidupan yang bahkan
tiap 1 detik yang akan datang membawa misteri dan jutaan perkiraan yang
terkadang tak sesuai harapan. Langkahku membawaku menemui sang fajar yang tak
pernah absen menyapaku,dinginnyapun menembus hingga tulang – tulangku dan
memaksa semangatku keluar dari istirahatnya. Air wudhu ini perlahan membasahi
hampir seluruh tubuhku, menambah gejolak semangat dalam jiwaku dan mengingatkan
betapa tak berdayanya aku. Ya, 2 rakaat telah aku laksanakan. Agenda wajib
yang harus aku lakukan, biarpun
terkadang setan hampir menguasai hatiku. Tapi, ini menyenangkan seakan tiap
detiknya mengalir kesejukan, disisi lain ini memberi makan jiwa-jiwa ku yang
haus dan lapar akan spiritual.
Ah...pagi ini terasa berbeda. Terasa kosong dalam hatiku. Seakan
aku kehilangan sesuatu yang penting, bahkan bukan seakan tapi benar – benar
terjadi. Minggu pagi bukan sesuatu yang tepat saat ini. Biasanya aku menyiapkan
sesuatu untuk siang nanti. Ya, bertemu Minah itu sesuatu yng ditunggu-tunggu
dan terasa menyenangkan. Ah, sudahlah itu dulu sekarang aku hanya harus mengisi
kekosongan ini, mencari semangat dan tujuan baru bersama dengan jalannya
mentari yang tak mau berhenti.
Bahkan kemarin namamu mengisi seluruh inbox di hp ku. “
selamat pagi, 2 rakaat lebih baik bukan,untuk mengawali rutinitasmu. Jaga iman
dan hatimu J ” seakan itu menjadi peneduh jiwaku. Raut wajahmu masih terlihat
jelas. Maaf aku tak dapat menjagamu,membuatmu meneteskan air mata. Pikiran itu
kembali melintas di otak ku.
“ apa yang kamu inginkan?” tanyaku dengan penuh kekecewaan.
“ apa maksutmu?” tanyanya
dengan heran.
“ sudahlah,aku tau
semuanya. Bahkan disini aku setia tapi, apa yang kamu lakukan? Apa ini caramu
menghargai kepercayaanku? Apa ini caramu menghargai kebebasan yang aku berikan?
” nadaku mulai meninggi dan emosi jiwaku menguasaiku.
“ maaf, tak pernah ada
maksut apapun untuk menggantikan sosokmu. Aku berusaha menjaga kepercayaanmu.
Memang aku salah,tapi aku mohon tetap disisiku.” Pintanya dengan mata
berkaca-kaca.
“ aku kira Minah, kau
memang wanita terbaik dalam hidupku. Aku kira kau memang peneduh hatiku, tapi
maaf aku terlalu kecewa kepadamu. Aku rasa kita harus berhenti disini ” ulasku
kepada Minah dan langkah kakiku membawaku menjauhinya.
“ aku mohon beri aku waktu,
aku nyaman bersamamu aku bahagia denganmu. Berhenti dan jangan tinggalkan aku,
aku mohon ”
suaranya mengecil dan air
matanya membludak, tangannya menahan tanganku berharap langkahku terhenti dan
mencabut apa yang aku katakan. Aku tetap berjalan menjauhinya, meninggalkannya
dan maaf aku membuatmu meneteskan air mata.
Kini aku tersadar, barpun luka ini mulai sembuh tapi bukankah
paku yang ditancapkan pada tembok dicabutpun ia menyisakan bekas?. Saat ini
aku mulai berfikir bahwa lebih baik mencintai sekadarnya tapi tulus daripada
terlalu mencintai yang pada akhirnya kita tak tau balasan atas perasaan ini.
Aku sadar saat ini bahwa cinta,logika dan perasaan itu berbanding terbalik.
Mereka tak bisa sebanding dan mereka akan menerbangkanmu dan tanpa kamu sadari
mereka akan menjatuhkanmu. Mereka akan mengulanginya berkali-kali hingga
mentalmu benar-benar terbentuk, hatimu benar-benar kuat. Bagaimanapun ini
resiko yang harus aku hadapi berani mencintai berani patah hati . Bahkan kedewasaan tak menjamin semua belajar
lancar. Cinta memang tak berwujud tapi ia mampu merubah ketakutan menjadi
keberanian, pandai pun menjadi bodoh, bersikap gila dalam mengambil keputusan,
mengkanak-kanakkan orang dewasa dan mendewasakan mereka yang belum saatnya
untuk dewasa. Ahh...pikiranku mulai menanggapi keadaan dunia yang semakin gila
ini.
*****
Kringgg......kriingg.....kriiingg..... bel pun mengejutkanku dari
lamunanku. Langkah kakiku semakin cepat dan cepat “sial hari pertama masukpun
aku harus terlambat? Ini karena warung mbok Inem yang terlalu ramai”pikirku
sambil mempercepat langkahku.
“hashh untung saja aku
tepat waktu” akupun duduk dan meletakkan tasku.
“tepat waktu katamu? Bahkan
hari pertama masuk kamu terlambat 5 menit” Teo menimpalku.
“setidaknya tepat sebelum guru memasuki kelas ini. Hahaha”.
Kami pun tertawa dan inilah
pagi pertamaku di kelas XI. Matematika dan Bahasa jawa pun aku lewati. Kini
digantikan gemuruh kelas dengan aktivita-aktivitas perorangan karena ini
istirahat pertamaku dikelas XI. Aku perhatikan mereka semua menanyakan suatu kata
yang sama dan berulang-ulang ditanyakan kepada orang lain. “kamu dari kelas
berapa? Ranking berapa dikelas X?”. Itu membosankan!. Aku lebih suka terdiam
dan memperhatikan mereka. Apalagi memperhatikan tingkah Teo yang dari kelas X selalu membuat perut ini tak
henti-hentinya menahan sakit karena tawa.
“hey,bagaimana kabarmu dengan Hikmah?” tanya Teo tiba-tiba.
“ apa kau gila? Bahkan Hikmah hanya sebatas teman”
“benarkah?teman tapi mesra bukan? Mengaku sajalah”
“lalu bagaimana kabarmu dengan Sindi? Putuskah?” ledek ku
“ahh kamu ini, oke oke aku kalah. Kenapa kamu putus dengan Minah?
Bukankah dia gadis yang baik? Bukankah dia selalu kamu banggakan?”
“lebih baik kamu diam. Aku rasa ini yang terbaik untuk kami.
Berani jatuh cinta berani sakit hati kawan” jawabku dengan senyum kecil.
“ apa yang kamu katakan memang benar”
“ mungkin lebih baik aku berhati-hati”
“kenapa? Aku akan selalu mendukungmu kawan”
Bel masuk pun mengubah segalanya, kami bersiap dan kembali
ketempat masing-masing dengan informasi dan kesan pertama masing-masing. Dan
akhirnya aku telah melewati sekian jam. Tak sadar waktu beranjak mengingatkanku
untuk kembali pulang.
*****
TUJUAN
BARU, MIMPI BARU
Aku meletakkan tas ku dan berbaring di kamarku. Aku menengok HP ku
dan ini membuatku merasa kehilangan. “ Memang beda rasanya, tanpamu seakan
hari-hariku ada yang kurang” pikiran ini kembali menghantui. Ahhh... adzan
ashar menggugah ku mengingatkan akan kewajibanku dan rutinitasku berikutnya.
Aku harus kembali ke sekolah,ya latihan rutin tanda loyalitasku. Ya,
aku seorang atlet silat yang bisa dibilang paling kecil. Tapi disinilah aku
ingin membuktikan kecil bukan sesuatu yang jelek. Dan terbukti bahwa dengan
tubuhku yang mungil diantara yang lainnya aku mampu lebih berprestasi dari
mereka. Yaaa...biarpun hanya 2x berturut-turut menjadi juara 3 di Karisidenan
Surakarta. Masih teringat jelas
bagaimana rasanya menjaga berat badan, berlari disaat yang lain hanya duduk
terdiam dan melihat, menjaga pola makan. Itu melelahkan, tapi aku sadar betapa
bahagianya aku dalam berjuang. Dan betapa bahagianya aku ketika aku
menghentikan mimpi lawan. Hanya satu
mimpi yang akan tetap terbang aku atau kamu. Mungkin mereka yang tak pernah
berjuang tak mengerti apa itu mimpi. Mungkin terlihat membuang-buang waktu,
berlatih hanya untuk mendapatkan selembar kertas yang dijualpun tak sampai 1000
rupiah. Tapi mereka yang telah berjuang tau apa makna satu lembar kertas itu. Aku
mendapatkan selembar kertas yang secara fisik tak ada nilainya tapi secara
makna selembar kertas yang aku dapat nilainya tak terhingga. Apakah aku akan
mendapat pengalaman dengan 1000 rupiah? Apa aku akan mendapat tempaan mental
dengan 1000 rupiah? Apa aku akan mendapat perubahan-perubahan terbaik dengan
1000 rupiah?. Ya aku bersyukur pernah merasakan berjuang dalam segala keadaan.
Bahkan ketika aku telah berhenti menjadi atlet, ini semua hampa.
Seakan hariku tanpa makna tanpa tujuan. Mungkin aku hanya harus mencari mimp
baru.
“apa yang kamu dapatkan selama kamu berlatih untuk sebuah
pertandingan?” tanya seorang pelatihku
“banyak hal, saya merasa ketagihan dalam berjuang” jawabku
singkat, karena aku tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
“kamu tau pedang? Mereka terbuat dari logam kecil yang kemudian
disatukan dan dibentuk. Mereka ditempa berulang-ulang dan dibakar
berulang-ulang. 1-2hari tak cukup untuk menghasilkan pedang terbaik, bahkan 1
pedang minimal 3-4 bulan. Kamu tau maksutku?” tanya mas Sigit lagi. Dia memang
sosok yang cerdas hingga aku tak bisa berhenti belajar kehidupan darinya.
“ya saya tau. Untuk menjadi pemenang itu dibutuhkan waktu yang
lama,tempaan dan latihan yang lebih” jwabku.
“semua itu akan sia-sia ketika kamu tak punya kemauan yag keras
dan usaha. Ingat mantra yang aku berikan?
“tentu saya ingat. MAN JADDA WAJADA. Barang siapa yang
bersungguh-sungguh ia akan berhasil” jawabku dengan tersenyum
“jadikan kekalahanmu sbagai pelajaran berharga untukmu. Bangkit
dan berlarilah lagi. Jangan pedulikan berapa banyak kamu terjatuh tapi yang
terpenting tetap berdiri ketika kamu terjatuh. Jangan lihat hasilnya tapi lihat
dan pelajari prosesmu untuk mendapatkan hasilnya.” Jelasnya
Aku hanya tersenyum bangga memiliki seseorang yang mengajarkan
ilmu kehidupan. Hidup ini hanya untuk orang-orang yang berani. Ya
mungkin perjuanganku menjadi seorang atlet berhenti sampai sini tapi aku masih
punya mimpi lain. Mengembangkan dan mendidik para juniorku menjadi lebih baik,
membawa mimpi mereka ke ujung yang tak
berbatas.
*****
CINTA
BARU
Kembali ke kamar adalah hal terbaik,lelahku seakan sirna. Aku
tersadar aku merindukan seseorang. Ya semenjak 1 tahun yang lalu aku berhenti
berhubungan dengan Minah kini aku mendapatkan seorang penggantinya .Dewi
Lestari, nama yang indah. Aku masih mengingat dengan jelas 3 bulan yang lalu.
“bisakah aku bertemu denganmu” pesan yang kukirim kepadanya.
“ada apa? Apakah ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan?”
balasnya
“ ya, kapan kamu ada waktu untukku?
“ mungkin minggu sore sekitar pukul 4”
“baiklah, bisakah kita bertemu di gedung olahraga kecil di desa
sebelah?”
“tentu bisa”
Minggu telah datang, jam tangan ku menunjukan pukul 15.45 . ya
sebentar lagi Dewi datang. Tak lama kemudian Dewi muncul dengan drees warna
merah muda, itu terlihat anggun dan menambah kecantikannya.
“apa aku terlambat?” tanya Dewi dengan senyum kecilnya yang manis.
“belum bahkan kamu datang lebih awal “ jawabku dengan senyum
“ apa yang ingin kamu bicarakan?”
“jangan disini masuk saja, mari bicara didalam”
Kami berjalan memasukki ruangan. Ekspresi Dewi terlihat berubah,
dia terlihat bingung.
“ada apa ini?”
“ini aku persiapkan hanya untukmu. Duduklah”
Kamipun berbincang-bincang dengan diiringi suara biola Zaki yang
kebetulan juga seorang violist. Dengan lilin kecil di tengah meja ini dan
bunga-bunga yang tersusun rapi seakan ini sangat romantis. Ya mungkin aku
semacam korban sinetron, tapi tak apalah setidaknya aku semaksimal mungkin
memperjuangkan Dewi.
“apa ini semua rencanamu?”
“ya. Aku ingin, melalui momen ini kamu menjadi seseorang yang
selalu ada untukku”
“kenapa? Apa alasanmu?
“entahlah aku tak bisa mengungkapkan banyak hal tetapi my reason
is you. Kamu membuatku nyaman dan bahagia”
“aku pun merasakan sesuatu yang sama aku suka melihatmu berjuang
dan aku suka perjuanganmu” ia tersenyum lebar “ ya aku mau bersamamu”
tambahnya.
Kenangan itu kembali singgah dalam pikiranku. Aku bahagia bersama
Dewi dan tak terasa hubungan ini memasuki 1 tahun8 bulan. Semoga kamu setia dan
tak mengecewaka kepercayaan yang telah aku berikan. Terima kasih cinta, kamu
mebuatku berani dan kamu membuatku tetap berjuang.
Casinos Near Atlanta - Mapyro
BalasHapusFind Casinos 계룡 출장마사지 Near Atlanta closest 강원도 출장샵 to Atlanta on Mapyro. 안성 출장안마 Casinos Near Atlanta · Fairfield Inn & Suites 김천 출장마사지 by Marriott Fort Worth Airport 대전광역 출장샵 · Grand